Sebaiknya, Anda jangan 'berfantasi' macam-macam setelah menyaksikan gigir gunungnya yang memiliki bentuk menyerupai lipatan-lipatan kulit. Penduduk setempat memberi nama gunung ini Buntu Kabobong. Dalam bahasa Enrekang, berarti 'Erotis'.
Penamaan semacam ini cukup beralasan mengingat topografi gunung yang menyerupai lipatan kulit itu bisa diasosiasikan dengan alat kelamin wanita. Bahkan, penduduk di luar daerah pernah menyebutnya dengan nama Gunung Vagina. Karena secara etis nama ini dinilai kurang bagus, disebutlah dengan nama Gunung Nona.
Berbeda dengan kebanyakan gunung di Nusantara, penelitian geologi mengungkapkan bahwa badan gunung tersusun dari material pasir. Fakta ini secara teoretis menunjukkan asal-muasal gunung. Diyakini, Gunung Nona terbentuk akibat benturan atau tumbukan lempeng benua yang mengakibatkan dasar laut naik menjadi daratan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPgJgPGMyrXy_1zaWA2KPPjhjIFOo9tGIfCTAsqkSZaLaHIlR6Cz_V9qEqSTLeIHSQnqIFeL8_zHfFYu7B93c3KDT0BRpunBJR_mgGI0U6vDCJVsLs3clHWw9mUkqWzzckQbyZpU2EARjA/s400/Untitled.jpg)
Enrekang tidak memiliki pantai. Pekerjaan mayoritas penduduknya adalah petani. Topografi kotanya berupa kombinasi antara perbukitan, gunung, lembah, dan sungai. Gunung-gunung itu memberi corak tersendiri sebagai pesona alami Enrekang, yang dipercantik dengan banyaknya gua,sungai, jeram, dan air terjun.
Enrekang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Jika Gunung Nona menjamu Anda dengan panorama alam yang asri dan unik, Ada pula Gunung Bampapuang yang letaknya tidak begitu jauh dari Gunung Nona.. Gunung yang memiliki ketinggian 1.157 meter di atas permukaan laut ini pun tak segan memberikan panorama sunrise dan sunset sekaligus jika Anda mau mendaki ke puncaknya. Oh iya, ada juga gunung-gunung keren lainya dari Baraka yang tak kalah menariknya, seperti Gunung Parasut, Gunung Potokullin dan gunung yang terkenal karna ketinggianya yakni Gunung Latimojong di Angin-Angin.
Pesona Enrekang yang lainnya pun masih banyak disajikan oleh sedikitnya 20 gua dengan stalagtit dan stalagnitnya yang eksotis. Beberapa di antaranya adalah Gua Bubau, Gua Pusallo dan Gua Tappa. Gua-gua tersebut sangat diminati para penjelajah. Masih belum puas dengan gunung dan gua? Anda boleh menyusuri sungai-sungai yang tak kalah eksotis, misalnya Sungai Tabang, Sungai Mata Allo, Sungai Mamasa, dan Sungai Saddang.
Sungai Saddang memiliki arus yang sangat deras dan medan yang luar biasa menantang. Tidak salah jika sungai ini sangat diminati para pencinta olah raga air dan arung jeram. Bagi yang menyukai wisata sejarah, Enrekang semestinya menjadi salah satu tempat yang memuaskan sebab banyak jejak perjuangan rakyat Makassar melawan penjajahan Belanda dan Jepang, misalnya Lo’ko (gua) Nippon yang ada di Cendana.
Di lereng-lereng gunung, masih terdapat sisa-sisa bunker tentara Jepang saat menghadapi Sekutu. Nah, tunggu apa lagi? Enrekang menunggu Anda untuk menyuguhkan berbagai keindahan yang sebenarnya, bukan sekadar cerita.